Islam Mengatakan : Let's Go Green


Krisis lingkungan yang terjadi saat ini adalah karena ketidakmampuan manusia dalam membatasi perilaku konsumtifnya sehingga mengeksploitasi alam secara gila-gilaan, ditambah berkembangnya paham materialisme, kapitalisme dan pragmatisme dengan dalih percepatan pembangunan, sains dan industri. Krisis ini sebenarnya bersumber pada kesalahan cara pandang manusia terhadap dirinya, alam, dan tempat manusia dalam keseluruhan ekosistem, sehingga Kesalahan ini menyebabkan kesalahan pola perilaku manusia memandang hubungannya dengan alam.

Seorang muslim seyogyanya mencari jawaban pada Qur'an dan Sunnah atas krisis lingkungan yang sedang terjadi. karena Qur'an dan Sunnah mengatakan 'let's go green' dengan bahasanya yang indah. Mari kita simak riwayat beberapa hadist di bawah ini dengan terlebih dahulu membaca kutipan Qur'an:

Al-Qashash (28): 77
“.......dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Ar-Ruum (31): 41
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Al-Baqarah (2): 205
“Dan apabila ia berpaling (dari mukamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan"

Dari kutipan ayat diatas jelas tersirat bahwa Allah tidak menyukai manusia yang senang membuat kerusakan di muka bumi, baik di darat maupun di lautan. Bahwasannya bumi diberkahi kehidupan untuk bisa diambil manfaatnya adalah benar adanya tetapi bukan diambil dengan cara dirusak apalagi dieksploitasi secara serakah--perbuatan ini sepertinya memiliki implikasi hukuman di akherat. (hanya Allah yang tahu hukumannya apa?) Kemudian kita simak beberapa hadist, seperti ini bunyinya:


"Aku mendengar Rasulullah s.a.w. membisikkan pada telingaku ini, yaitu: Barangsiapa menanam sebuah pohon kemudian dengan tekun memeliharanya dan mengurusinya hingga berbuah, maka sesungguhnya baginya pada tiap-tiap sesuatu yang dimakan dari buahnya merupakan sedekah di sisi Allah." (Riwayat Ahmad)

Pahala seseorang yang menanam tumbuhan akan berlaku selama tumbuhan itu hidup dan memberikan kemanfaatan bagi seluruh mahluk di dunia ini.

Rasulullah bersabda:
"Tidak seorang muslim pun yang menanam tanaman atau menaburkan benih, kemudian dimakan oleh burung atau manusia, melainkan dia itu baginya merupakan sedekah." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Di kesempatan lain, beliau bersabda:
"Tidak seorang muslim pun yang menanam tanaman, kecuali apa yang dimakan merupakan sedekah baginya, dan apa yang dicuri juga merupakan sedekah baginya dan tidak juga dikurangi oleh seseorang melainkan dia itu merupakan sedekah baginya sampai hari kiamat." (Riwayat Muslim)


Hadis tersebut menegaskan bahwa pahala itu akan terus berlimpah pada penanam tumbuhan selama tanaman atau benih yang ditaburkan itu dimakan atau dimanfaatkan, sekalipun yang menanam dan yang menaburkannya itu telah meninggal dunia; dan sekalipun tanaman-tanaman itu telah pindah ke tangan orang lain.


Para ulama berpendapat ada enam golongan sedekah yang manfaatnya akan terus mengalir meski manusia sudah meninggal:

sedekah jariah,

ilmu yang bermanfaat,

anak saleh yang mendoakan orang tua,

tanaman, biji yang ditaburkan, dan

binatang (kendaraan) yang disediakan untuk mempertahankan diri.
Diriwayatkan, ada seorang laki-laki yang bertemu Abu Darda' yang sedang menanam pohon pala. Laki-laki itu bertanya:

"Hai Abu Darda'! Mengapa engkau tanam pohon ini, padahal engkau sudah sangat tua, sedang pohon ini tidak akan berbuah kecuali sekian tahun lamanya. Maka Abu Darda' menjawab: Bukankah aku yang akan memetik pahalanya kelak, di samping untuk makanan orang lain?"

Demikianlah Islam mengajak umatnya untuk mencintai lingkungannya, ekologi dan harmonisasi alam supaya Allah tidak murka, adapun perbuatan yang menjaga keberlangsungan ekosistem tetap sempurna, merupakan sedekah dan tiap-tiap sedekah memiliki pahala. Sungguh indah islam mengajarkan kehidupan kepada umatnya yang mau berpikir.

wallahu alam bishowab

Sumber : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10904

Bagaimana Jika Bumi Makin Panas dan Laut Makin Asam?


Seiring dengan isu pemanasan global, banyak sekali studi yang mengarah pada dampak dari bertambahnya suhu bumi terhadap berbagai makhluk hidup yang ada di lautan, salah satunya proses peningkatan keasaman laut.

Peningkatan keasaman laut adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan kimia di lautan dunia, terutama sebagai akibat pembakaran bahan bakar fosil. Para ilmuwan laut khawatir bahwa perubahan tingkat pH pada lautan akan memiliki konsekuensi berat bagi berbagai biota dan ekosistem laut.

Beberapa fakta penting yang perlu untuk diperhatikan adalah hingga setengah dari karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan oleh pembakaran bahan bakar fosil selama 200 tahun telah diserap oleh lautan di dunia. CO2 yang terserap dalam air laut (H2O) membentuk asam karbonat (H2CO3), menurunkan tingkat pH air dan membuatnya lebih asam. Hal ini meningkatkan konsentrasi ion hidrogen dalam air, dan membatasi akses organisme ke ion karbonat, yang diperlukan untuk membentuk bagian-bagian penting dari organisme tersebut.

Sejak Revolusi Industri, telah terjadi peningkatan tajam CO2 dalam atmosfir sebagai akibat dari aktivitas manusia, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil. Lautan telah menyerap sampai setengah dari CO2 kelebihan ini, yang telah mengakibatkan perubahan kimia dalam permukaan air laut. CO2 dalam air, yang mengarah pada pembentukan asam karbonat, menyebabkan permukaan lautan pH turun sebesar 0,1 unit, dan diproyeksikan turun lagi pH 0,3-0,4 unit pada akhir abad ini. Pergeseran zat-zat kimiawi dalam lautan tidak hanya meningkatkan keasaman, tapi mengurangi ketersediaan ion karbonat, yang banyak makhluk gunakan untuk membangun kerang dan kerangka dari kalsium karbonat.
Penurunan ketersediaan ion karbonat memberikan arti bahwa organisme, seperti plankton, karang dan moluska, berjuang untuk membangun atau memelihara struktur pelindung atau pendukung mereka.

Nilai pH di lautan samudera dunia tidak mempunyai nilai yang sama dan konsisten. Para peneliti percaya bahwa daerah-daerah dengan pH relatif rendah (daerah ungu pada peta di atas), seperti bagian timur samudera Pasifik, bisa menjadi hasil dari upwelling (pengangkatan massa air laut dalam), lebih dingin, lebih kaya CO2 perairan. Akan tetapi, tidak ada daerah yang dapat menghindar dari dampak turunnya nilai pH.

Akibatnya, ahli biologi kelautan mengatakan bahwa sejumlah spesies dan ekosistem menghadapi masa depan yang tidak pasti:

Terumbu karang perairan hangat (daerah tropis)
Bukti menunjukkan bahwa tingkat kalsifikasi karang ini akan berkurang hingga 60%, kata peneliti AS menulis di jurnal Current Biology. Mereka mengatakan bahwa penurunan angka sebesar ini bisa mempengaruhi struktur karang, seperti pertumbuhan karang tergantung pada kemampuan hewan karang untuk membangun lebih cepat daripada pengikisan (erosi) kerangka terumbu. Struktur terumbu yang lemah cenderung akan rentan terhadap erosi akibat dari badai dan gelombang yang besar.

Karang perairan dingin
Ditemukan di seluruh lautan di dunia, karang perairan dingin juga dapat menyediakan habitat penting bagi beberapa spesies ikan penting secara komersial. Ramalan menunjukkan bahwa sekitar 70% dari karang yang ada berada dalam ancaman pada akhir abad ini.

Plankton
Organisme kecil ini memainkan peran penting dalam rantai makanan di lautan. Beberapa kelompok plankton menghasilkan kalsium karbonat, dan bisa melihat distribusi mereka yang dibatasi oleh peningkatan keasaman laut.

Para ilmuwan setuju bahwa diperlukan lebih banyak lagi penelitian untuk lebih memahami dampak dari naiknya keasaman lautan (turunnya nilai pH) pada makhluk-makhluk kecil.
Beberapa spesies, seperti coccolithophores (alga bersel tunggal), telah menunjukkan penurunan tingkat kalsifikasi ketika terkena air kaya CO2. Akan tetapi, spesies lainnya tidak terkena dampak yang begitu besar.

Invertebrata
Beberapa moluska, termasuk kerang dan tiram, diperkirakan akan terpengaruh oleh peningkatan keasaman laut. Dampak itu bisa berupa struktur tubuh yang kurus atau kerangka kerang yang cacat. Juvenil invertebrata lebih rentan daripada biota yang sudah dewasa terhadap keterbatasan ion karbonat, yang dapat memiliki konsekuensi jangka panjang di dalam populasi. Tetapi tidak semua habitat menderita akibat dari peningkatan keasaman laut. Sebagai contoh, tumbuhan lamun tumbuh lebih baik di perairan yang kaya CO2. Lamun menawarkan makan dan situs pemijahan berharga untuk berbagai spesies, termasuk sejumlah ikan bernilai komersial. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah manfaat lokal dari tumbuhan lamun tidak sebanding dengan gangguan yang lebih luas ke rantai makanan laut.
Siklus karbon bumi, pertukaran CO2 antara darat, laut dan udara, umumnya dimaksudkan untuk berada dalam kesetimbangan. Namun, aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan, dapat peningkatan jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfir. Tapi tidak semua CO2 terkunci tetap berada di atmosfer. Sampai dengan 50% dari emisi diserap oleh lautan. Lautan menyerap karbon dalam dua cara utama – secara fisik dan biologis.

Secara fisik, CO2 larut ke dalam air laut dingin dekat kutub, dan ini dibawa ke laut dalam oleh arus tenggelam, di mana CO2 tinggal selama ratusan tahun. Seiring waktu, pencampuran termal membawa air kembali ke permukaan dan laut memancarkan karbon dioksida ke atmosfer di daerah tropis. Sistem alami ini membantu memompa karbon dari atmosfir menuju lautan untuk disimpan. Penyerapan biologis CO2 melibatkan fitoplankton, yang menggunakan sinar matahari, air dan CO2 untuk menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Ketika plankton dan hewan laut yang memakan plankton mati, mereka tenggelam ke dasar laut. Sejumlah kecil karbon dalam makhluk pada akhirnya terkubur dan disimpan dalam sedimen.

‘Mekanisme umpan balik’
Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa proses alami “pompa karbon” menunjukkan gejala telah terganggu. Sebagai contoh, peningkatan keasaman laut plankton dapat mengurangi produksi plankton, sehingga mengurangi penyerapan CO2 dari atmosfer. Secara teori, CO2 ekstra di atmosfer dapat menyebabkan percepatan pemanasan global, yang akan menghangatkan lautan. Akibatnya, air hangat tidak akan mampu menyerap karbon dioksida sebanyak yang bisa dilakukan oleh lautan yang lebih dingin. Jadi jika CO2 kurang diserap dari atmosfir, akan menghasilkan lebih banyak efek rumah kaca yang dapat menghangatkan planet bumi ini.
Potensi “mekanisme umpan balik” yang dapat mengganggu sistem iklim planet ini adalah salah satu alasan mengapa para ilmuwan kelautan terpanggil untuk mendesak adanya tindakan yang harus diambil untuk menstabilkan, dan akhirnya dapat mengurangi emisi karbon.

Diterjemahkan secara bebas dari:
http://news.bbc.co.uk/go/pr/fr/-/2/hi/science/nature/7933589.stm

foto:/nasherooy.ngeblogs.com

Ayo Jadi Egois!

Ada apa ya? Padahal kita tentu udah sering banget dengar kata-kata “Mari Hijaukan Bumi Kita”, “Jaga Bumi Kita Demi Generasi Berikutnya” dan bla bla bla yang lainnya yang disampaikan oleh pesan dari pemerintah maupun swasta. Tapi kenapa masih banyak manusia yang egois yang justru merusak lingkungan.

Ada pesan menarik yang gw baca dari seorang ahli lingkungan dari Norwegia. Dia bilang begini “Sudah saatnya kita lestarikan lingkungan hidup, bukan demi paus bungkuk, bukan demi penyu belimbing, dan bukan juga demi badak jawa, tetapi demi kelangsungan manusia sendiri”. Pesan yang egois ya? Tapi inilah manusia, betapapun manusia memiliki sifat sosial, ada sisi egois dari manusia. Sisi yang kejam yang hanya mikirin diri sendirinya aja.

Berhubungan dengan green marketing, sudah saatnya strategi komunikasi diarahkan pada mengingatkan manusia akan pentingnya kelestarian alam namun dengan tetap melihat sisi egois manusia itu. Ajak kustomer untuk melestarikan lingkungan untuk kepentingan tiap individu itu, bukan untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan tetangga, bukan untuk kepentingan orang-orang di sampingnya, tapi untuk diri sendiri. Untuk “Aku”, bukan untuk kamu dan juga bukan untuk generasi berikutnya.

Sudah terlalu banyak pesan yang mengajak kita untuk maju bersama lestarikan lingkungan. Jangan buat masyarakat semakin jenuh dengan kata-kata itu. Ajak setiap individu untuk kembali mementingkan dirinya sendiri, untuk menjadi egois demi lingkungan tempat tinggalnya sendiri, untuk kembali ke kodrat manusia yang bukan hanya makhluk sosial, tapi juga makhluk yang individualis. Kata-kata “bersama kita bisa” sudah ketinggalan zaman, tumbuhkan keegoisan masing-masing demi lingkungan sendiri-sendiri, sebab toh akumulasi dari sendiri-sendiri itu akan menciptakan sesuatu yang besar. Pendekatan komunikasi yang patut dicoba kan?

Dan kembali mengingatkan “sudah saatnya kita lestarikan lingkungan hidup, bukan demi paus bungkuk, bukan demi penyu belimbing, dan bukan juga demi orang utan-orang utan yang baca tulisan ini, tetapi demi kelangsungan manusia sendiri-sendiri”.

Sumber : http://netsains.com

Tips-tips Go Green

Kita sering mencemari udara dan air. Membakar sampah dan emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara dan ini meningkatkan masalah efek rumah kaca bumi kita (mempengaruhi dan merusak lapisan ozone yang melindungi kita/sebagai filter dari panas sinar ultraviolet sinar matahari).

1. jangan membakar sampah daun-dauanan, dibikin menjadi kompos saja mereka, yang selanjutnya dapat kita pakai pupuk tersebut untuk tanaman yang kita pelihara..
2. Membuang sisa dapur seperti minyak goreng dan lemak ke tanah, jangan ke saluran air atau toilet.
3. Gunakanlah transportasi umum. Dengan menggunakan sarana transportasi secara maksimal, diharapkan lalu lintas kendaraan di jalan raya menjadi minimal, dan ini berarti gas buang yang dikeluarkan oleh kendaraan menjadi berkurang seiring dengan berkuranya sumber gas buang tersebut..
4. Menanam pohon, karena salah satu fungsi pohon ini adalah daun-daunnya menyerap karbondioksida (seperti dari gas buang kendaraan, pembakaran sampah, dan sebagainya) dan mengeluarkan oksigen yang berguna bagi kita..

Energi adalah sangat penting baik itu untuk tanaman, binatang maupun manusia untuk kelangsungan hidupnya. Matahari dan bahan bakar fosil adalah sumber utama energi. Gas yang terbuang dari pembakaran bahan bakar dari fosil mencemari udara. Hemat energi hari ini berarti nilai yang didapat dari sumber daya akan lebih panjang.

1. Matikan lampu, kipas angin, TV, radio ketika kita tidak menggunakan lagi.
2. Membaca di dekat jendela bila memungkinkan ; agar cahaya masuk dan memungkinkan untuk membaca dengan jelas.
3. Gunakan pakaian yang ramah lingkungan.

Segala kehidupan di muka bumi ini sangat membutuhkan air. Air bersih adalah yang terutama. Hanya satu persen saja dari seluruh jumlah air di permukaan bumi ini yang dapat digunakan untuk dikonsumsi. Hemat air berarti juga hemat uang ; dan kadang membutuhkan pembabatan hutan yang cukup luas hanya untuk membangun sebuah dam.

1. Jangan membuang-buang air ; gunakan setelan kran yang sedang saja dan matikan/tutup rapat bila selesai digunakan.
2. Gunakan ulang sisa air untuk menyiram tanaman di kebun/halaman.
3. Kumpulkan air hujan dalam wadah bila memungkinkan, gunakan untuk keperluan lain nantinya seperti mencuci, mengepel dan lain-lain.

Tanaman menyerap karbon doksida, menproduksi oksigen, untuk tempat berteduh, menghasilkan kayu, buah-buahan, bunga dan rumah untuk binatang. Tanaman membuat sekolah terlihat lebih asri dan bertindak sebagai benteng dari suara bising dan debu. Mereka membantu membikin udara jadi bersih dan segar.

1. amlah tanaman lokal di sekitar kita ; tanaman langka yang ada di Yogyakarta.
2. ilah saran yang terbaik untuk menanam pohon yang tepat di lokasi yang tepat pula.

Sampah adalah barang-barang yang biasanya dibuang orang-orang karena dianggap tidak dapat dipakai lagi fungsinya. Banyak barang yang sebenarnya masih bisa didaur ulang atau digunakan ulang (re-use). Mengurangi sampah berarti membantu meringankan beban TPA menampung sampah dan membantu menhemat sumber daya alam agar dapat digunakan secara berkelanjutan untuk generasi mendatang.

1. gan membeli secara berlebihan produk-produk dalam kemasan.
2. ah dan jual barang-barang yang bisa didaur ulang seperti kaleng, botol dan kertas.
3. gan bakar sampah organik ( dedauan, sisa dapur, sayuran, dan lain-lain ).
4. ailah untuk membuat pos kecil untuk komposting ; kumpulkan seluruh sampah organik dan timbun di dalam lubang di tanah.
5. kan tempat untuk memilah barang jadi 3 bagian : satu untuk barang recycle, satu untuk barang re-use, satu untuk yang komposting. Atau untuk lebih sederhana dahulu, 6. ahkan dalam sampah organik (dapat dijadikan kompos) dan sampah non-organik (seperti plastik, kaca, dll).

Sumber : http://tipshijau.blogspot.com/

Perubahan Iklim dan Global Warming, mulailah hidup go green

Iklim. Berubah dimana-mana. Mari bersatu untuk meningkatkan kesadaran, untuk mendidik dan untuk mengilhami orang untuk melakukan sesuatu tentang perubahan iklim dan global warming. Mulailah untuk memulai percakapan tentang adanya ancaman bahwa perubahan iklim memiliki lebih dari saat perbincangan kehidupan sehari-hari.

Berlawanan dengan kepercayaan populer, perubahan iklim bukanlah datangnya azab; perubahan iklim bukan sesuatu yang tiba-tiba datang karena kita tinggal didaerah kritis dan kota-kota berhantu. Perubahan iklim bukan sesuatu yang akan terjadi “kepada kita”. Ini semua adalah tentang dunia yang kita tinggal dan bagaimana kita menjalani hidup kita. Perubahan iklim tidak hanya akan menghapus banyak binatang, kehidupan laut, pendidikan dan menghancurkan banyak bangunan dan landmark bersejarah.

Selama kemarau panjang banyak kehidupan spesies yang terganggu keseimbangannya. Seperti nyamuk yang tinggal di saluran air, genangan selokan dan umumnya di tempat-tempat yang menjijikkan lainnya yang makin mengurangi populasi capung, katak dan semua serangga yang makan nyamuk. Kita juga akan melihat peningkatan poison ivy, dan kadar tanah dengan kadar CO2 yang semakin tinggi. Dan ada segudang kekejaman lainnya yang akan terjadi karena perubahan iklim dan efek pemanasan global.

Jadi, apa yang dapat kita laukan untuk melakukan sesuatu tentang hal itu? Mengurangi berkendaraan pribadi yang akan membakar satu galon yang menghasilkan gas CO2. Jika Anda bisa, mulailah menggunakan sepeda, atau jika tidak bisa, berkendaraan bersama atau menggunakan kendaraan umum.

Mulailah minimalis. Saat ini 33 juta hektar hutan ditebang setiap tahun. So, ketika membeli produk kayu belilah perabotan atau kayu yang disertifikasi tahan lama dan dapat digunakan dalam jangka waktu panjang. Yang perlu Anda lakukan juga adalah melepaskan steker elektronik ketika sedang tidak digunakan dan matikan lampu di kamar saat Anda bepergian. Perangkat elektronik adalah benda yang menyerap banyak energi ketika sedang standbye, jadi mengapa tidak sekalian mencabutnya saja?

Beralihlah ke lampu jenis eco-friendly. Menurut EPA, hanya mengganti satu bola lampu pijar di rumah setiap keluarga, warga Indonesia akan menghemat energi yang cukup untuk menyediakan listrik untuk tiga juta rumah. Bayangkan dampak yang Anda dapat miliki jika Anda beralih ke lampu jenis ini.

Edukasi diri sendiri. Ada banyak sumber di Internet yang dapat Anda gunakan untuk mendidik diri sendiri tentang perubahan iklim dan apa yang Anda dapat lakukan untuk Anda, keluarga, dan orang lain di seluruh dunia. Mulailah dengan kebiasaan untuk hidup go green untuk mengubah dunia dan memperbaiki iklim agar lebih bersahabat.

Sumber : http://www.rudytarigan.com

Menjadi Sahabat Bumi yang Baik


Klo ditanya: Apa sih arti dari sebuah persahabatan?

Masing-masing orang pasti punya pendapat yang berbeda, nah klo saya ditanya arti dari sahabat, maka saya menjawab:

"Sahabat adalah orang yang bisa menemani dan menjaga kita, di saat kita susah atau senang. Sahabat adalah dia yang tidak membuat kita kecewa, tidak menyakiti kita, dan selalu saling menghargai".

Trus, bagaimana cara kita menjadi sahabat bumi yang baik?? Di sini saya tidak akan membahas apa saja yang harus kita lakukan untuk menjaga bumi ini, karena sudah banyak sekali artikel yang bertebaran di internet. Tapi di sini saya hanya ingin mengubah pola pikir teman-teman bagaimana seharusnya kita dalam menjaga bumi ini.

Saya akan memulainya dengan sebuah cerita:

Suatu hari seorang raja menyuruh seluruh rakyatnya membawa 1 sendok madu. Ada satu orang yang berpikir "ah, saya bawa 1 sendok air saja, tidak akan keliatan bila bercampur dengan banyak madu dari orang lain".. Sang raja terus menyuruh rakyatnya mengumpulkan madu yang mereka bawa ke dalam satu tong.. Ah, betapa terkejutnya sang raja, ternyata isi tong bukan madu, tetapi berisi air semua..

Klo kata-kata dalam cerita di atas diterjemahkan:

"Ah, hanya saya yang membawa satu sendok air, orang lain tidak"

Cerita ini yang terus saya ingat, jangan pernah berpikir "hanya saya". Karena diluar sana banyak sekali orang yang berpikir seperti teman-teman. Jadi seharusnya kita berpikir "Bukan hanya saya".

Contoh kecil saja, "hanya saya" yang membuang sampah sembarangan. Klo semua orang berpikir seperti ini, Apa yang bakal terjadi? Mungkin bumi ini akan dipenuhi dengan sampah yang bertebaran di sana-sini.

Sekarang mulailah berpikir "Bukan hanya saya", mulailah sesuatu dengan "Saya melakukan ini semua untuk kepentingan banyak orang, untuk orang-orang yang saya cintai, untuk Sahabat-ku Bumi yang saya cintai", dan lain sebagainya. Untuk semua yang mendatangkan kebaikan bagi diri saya, orang lain, dan lingkungan, karena kita tidak hidup sendiri dan kita hidup di bumi. Jadilah sahabat yang baik bagi-nya.

Sumber : http://rimbawan618.multiply.com

PENGERTIAN PEMANASAN GLOBAL

.Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekwensi-konsekwensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

Sumber : http://nuritaloviana.blogspot.com

Let’s Go Green dengan Ponsel Anda

Mari Selamatkan Bumi Tercinta Kita. Mungkin telah banyak anda dengar slogan-slogan serupa yang intinya mengajak kita untuk menjadikan bumi ini lebih hijau, lebih natural, lebih menyejukkan dan menyelamatkan bumi ini dari bahaya Global Warming.Mungkin slogan hanya tinggal slogan, kalau tanpa usaha nyata, ribuan dolar atau milyaran rupiah jadi terbuang percuma.
Padahal bagi anda yang punya ponsel atau ponsel, dan penulis yakin hampir semua dari kita pasti punya ponsel, ada langkah kecil untuk mendukung gerakan anti global warming dan membantu bumi kita menjadi lebih hijau. Sebuah langkah kecil, tapi sangat berguna untuk menjadikan bumi tercinta ini lebih hijau dan tentu lebih nyaman untuk kita diami.
1. Charge Ponsel anda secara teratur pada saat baterai benar-benar mau habisAda beberapa dari kita yang men-charge ponselnya secara teratur pada malam hari, tanpa memperdulikan apakah baterainya masih banyak atau tinggal sedikit. Padahal ini merupakan langkah yang sia-sia dan menghambur-hamburkan energi. Kalau baterai anda belum mau habis dan ponsel masih bisa digunakan, sebaiknya hindari untuk mencharge ponsel. Selain anda bisa menghemat energi listrik, umur baterai ponsel andapun bisa lebih panjang.

2. Lepaskan Charger AndaSetelah selesai mencharge ponsel anda, sebaiknya anda lepaskan charger anda dari sumber listrik, karena meskipun dalam keadaan tidak terhubung dengan ponsel, charger yang terhubung dengan sumber listrik masih mengkonsumsi energi listrik meskipun dalam skala kecil.

3. Membaca Buku, Majalah, Koran dan Menulis Catatan dengan Ponsel AndaTahukah anda ribuan pohon sirna hanya untuk membuat kertas, karena itu mulailah pergunakan ponsel untuk membaca buku, majalah, koran secara online. Selain itu, pergunakan ponsel anda sebagai buku catatan daripada anda menggunakan kertas. Dengan begitu anda telah menyelamatkan beberapa pohon dan menjaga bumi ini tetap hijau.

4. Minimalkan BacklightJika layar ponsel anda menyala dalam waktu lama, sebaiknya atur kekontrasannya seminimal mungkin.

5. Matikan Ponsel AndaAnda berada di pesawat, atau anda berada di daerah yang tidak ada sinyal, dimana anda tidak bisa dihubungi. Dalam kondisi seperti ini sebaiknya matikan saja ponsel anda. Sehingga anda bisa menghemat pemakaian energi baterai ponsel anda.

6. Belilah Ponsel sesuai kebutuhanKalau ponsel anda yang sekarang masih bagus dan masih dapat digunakan, sebaiknya urungkan niat untuk membeli ponsel baru. Belilah ponsel ketika anda emang benar-benar memerlukannya.

7. Pergunakan GPSBila ponsel anda dilengkapi dengan fitur GPS, sebaiknya manfaatkan fasilitas ini sebagai navigasi anda ketika berkendaraan. Sehingga anda bisa menghemat waktu dan bensin mobil anda.

8. Charge Ponsel anda dengan Charger alternatifSaat ini telah tersedia charger dengan tenaga surya, kenapa tidak anda manfaatkan charger seperti ini untuk menghemat pemakaian energi listrik kita.

Sumber : www.tasikisme.com

“Berhentilah menyakiti aku, jika tidak ingin menderita”

Mungkin kalimat diatas tadi yang akan diucapkan oleh Bumi seandainya ia bisa bicara. Ini disebabkan oleh lingkungan yang semakin rusak. Kerusakan tidak hanya terjadi di darat tapi juga laut dan udara.

Kerusakan lingkungan semakin hari semakin bertambah kompleks sehingga kita pun merasakan bumi semakin panas. Ini disebabkan berkurangnya ruang yang ditumbuhi oleh pepohonan. Kerusakan ini disebabkan oleh penambangan, perkebunan dan aktivitas penduduk. Kerusakan alam di Provinsi kepulauan Bangka Belitung lebih banyak disebabkan oleh kegiatan pertambangan. Kegiatan pertambangan dapat berdampak pada perubahan/rusaknya ekosistem. Ekosistem yang rusak diartikan sebagai suatu ekosistem yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya secara optimal, seperti perlindungan tanah, tata air, pengatur cuaca, dan fungsi-fungsi lainnya dalam mengatur perlindungan alam lingkungan.

Sumber : Heliani
Mahasiswi Jurusan Biologi
Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi
Universitas Negeri Bangka Belitung

Memulai Hidup dengan “Green Lifestyle”

Global Warming telah menjadi sebuah fenomena dalam kehidupan sekarang ini. Kita tidak bisa menutup mata bahwa bumi tercinta kita ini sedang terancam kelestariannya. Gempa Bumi di China atau badai di Myanmar, sebuah pertanda bahwa bumi kita ini memerlukan “sentuhan lembut” dan kepedulian kita untuk menjaga bumi ini tetap hijau, alami dan nyaman untuk disinggahi. Sehingga bencana-bencana alam tersebut di masa mendatang tidak akan terulang kembali.

Green Lifestyle adalah sebuah gaya hidup yang seharusnya sejak dulu telah kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan Green Lifestyle bukan berarti anda harus serba hijau, rumah dicat warna hijau, pakai baju hijau, rambut berwarna hijau, sepatu hijau atau tubuh kita mesti hijau (seperti Hulk atau Alien). Bukan. Bukan itu esensi dari Green Lifestyle.

Green Lifestyle lebih menitikberatkan kepada kepedulian kita kepada bumi tercinta ini. Sebuah gaya hidup yang benar-benar menjadikan bumi ini sebagai “partner” anda dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai “Objek” eksploitasi untuk memenuhi kebutuhan hidup anda.
Untuk memulai hidup dengan Green Lifestyle, anda tidak harus melakukan perubahan yang drastis terhadap pola hidup anda. Kita bisa memulainya dengan hal-hal kecil yang biasa kita lakukan sehari-hari.



1. Hemat Pemakaian Air

Tanpa air, pohon-pohon tak mungkin bisa tumbuh subur. Dan kalau tidak ada pohon-pohon hijau di bumi ini, maka bencana Global Warming pun akan menjadi-jadi. Karena itu hematlah pemakaian air anda. Kalau anda terbiasa menggosok gigi pada pagi atau malam hari dengan kran air terus terbuka dan air mengalir terus, dengan Green Lifestyle anda bisa memulainya dengan menutup kran tersebut dan mempergunakan air disaat anda memerlukannya saja.



2. Manfaatkan Lampu Listrik secara bijak

Lampu di kamar kita terus menyala, padahal kita sedang menonton tivi bersama keluarga di ruang keluarga. Nah… mulai dari sekarang, sebaiknya kita mulai memanfaatkan listrik secara bijak, bila kita tidak memerlukan penerangan tersebut, kenapa tidak kita matikan saja. Toh kita bisa dengan mudah menyalakannya kembali, disaat membutuhkan penerangan tersebut, iya kan?



3. Green Lifestyle dengan Cucian Anda

Di zaman modern seperti ini anda bisa memanfaatkan alat berteknologi tinggi untuk pengering cucian anda dalam waktu singkat. Tapi bila di luar, cahaya matahari masih bersinar dengan terik kenapa tidak anda memanfaatkannya. Ketimbang anda memakai alat pengering yang notabene memerlukan energi listrik. Dengan demikian kita bisa lebih menghemat pemakaian energi listrik. Hal yang sama juga bisa anda lakukan saat mencuci baju anda, daripada memakai mesin cuci, lebih baik cucilah secara tradisional dengan menggunakan tangan kita. Selain bisa menghemat listrik, anda bisa sekalian berolahraga :)

Tiga hal diatas adalah contoh hal-hal kecil yang sehari-hari biasa kita lakukan. Dan kita bisa mulai menerapkan Green Lifestyle dari hal-hal kecil tersebut. Terus bertahap, hingga akhirnya dalam semua aktivitas kehidupan sehari-hari kita mencerminkan Green Lifestyle. Tidak sulit kok, untuk mulai membantu melestarikan bumi tercinta ini, iya kan?

Sumber: www.tasikisme.com